Minggu, 10 Juli 2011

Kisah Perjuangan Hidup Elang



Elang merupakan burung yang mempunyai kemampuan terbang dan daya jelajah yang luar biasa, ia sanggup menjelajah sampai 50 km lebih serta merupakan hewan yang terletak pada tingkat atas pada rantai makanan kehidupan. Secara umur, elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang di dunia, umurnya dapat mencapai 70 tahun. Ada hal yang dapat kita pelajari dalam satu proses hidup dari elang, yaitu pada saat umurnya mencapai 40 tahun, elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat dalam hidupnya.

Ketika berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi semakin panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dada. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah bertambah lebat dan tebal, sehingga menyulitkannya saat terbang. Pada masa itu, elang hanya mempunyai dua pilihan, yaitu menunggu kematian atau mengalami proses transformasi yang menyakitkan dan panjang selama 150 hari.

Ketika ia memilih untuk melakukan transformasi, elang harus berusaha keras untuk terbang sampai ke puncak gunung dan kemudian membuat sarang di tepi jurang, berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung. Kemudian, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, lalu berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Setelah paruh baru itu tumbuh, ia menggunakannya untuk mencabut cakar-cakarnya satu persatu dan ketika cakar barunya sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Sungguh suatu proses yang panjang dan menyakitkan akibat dari pilihan yang ia ambil, tapi lima bulan kemudian elang tersebut akan kembali terbang dengan bulu, paruh dan cakar yang baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun sisa hidupnya dengan energi baru.

Dalam kehidupan kita sebagai manusia, seringkali kita dihadapkan dalam suatu pilihan, banyak keadaan yang mengharuskan kita untuk memilih satu dari sekian banyak pilihan, dimana keputusan yang nanti akan kita ambil berkonsekuensi akan adanya perubahan dalam hidup yang sedang dijalani sekarang. Ibarat kisah elang tadi, sang elang harus menjalani masa dimana ia merasa sakit dan menderita dalam waktu sekian lama, itulah konsekuensi dari pilihan, tapi apa jadinya andaikata elang tersebut tidak memilih untuk bertransformasi, ia tidak akan bisa menjalani sisa hidupnya dengan energi yang baru, dan hanya bisa menunggu kematian menjemputnya tanpa bisa terbang jauh layaknya elang.

Ketika dihadapkan pada suatu keadaan dimana kita diharuskan untuk memilih, ada zona kenyamanan yang membatasi pilihan-pilihan hidup kita, terkadang sulit untuk coba pergi dari kenyamanan yang sekarang sedang kita alami, walau mungkin ada kenyamanan lain yang bisa digapai. Kenyamanan lain ini adalah beberapa hal yang kita inginkan tetapi belum tercapai, dan untuk mencapainya kita harus mengubah sesuatu dalam hidup yang sedang kita jalani.

keadaan yang kita inginkan mungkin lebih nyaman dari keadaan kita saat ini, namun antara keadaan sekarang dan keadaan tersebut ada zona yang tidak nyaman, ibarat elang yang ingin tetap bisa terbang dengan prima sampai habis masa hidupnya. Elang yang secara genetis memiliki sayap dan tubuh yang memungkinkannya untuk bisa terbang tinggi, tetap harus memilih untuk bisa terbang hanya sampai umur 40 tahun atau terus terbang dengan syarat bertransformasi dan merasakan rasa sakit yang panjang, ada 150 hari zona tidak nyaman yang dialami oleh sang elang. Artinya, Jika kita ingin mencapai keadaan yang kita inginkan, marilah kita coba untuk berani keluar dari zona nyaman yang sedang kita jalani, dan yakin bahwa di depan sana keadaan akan lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar